Sosiologi Pendidikan
Perubahan sosial dan kebudayaan
Nama:
Weni verianti
Nim
/ BP : 18116 / Reguler 2010
Dosen Pembimbing:
Serli Marlina, S.Pd
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA
DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012
KATA
PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan
Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang
proses perubahan sosial dan kebudayaan.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak
mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak
tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang
Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran
dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat kepada kita sekalian.
padang, 15 april 2012
i
|
i
DAFTAR
ISI
Halaman
KATA
PENGANTAR …………………………………………………………..………………i
DAFTAR
ISI. ……………………………………………………..ii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
belakang .…………………………………………….………1
B. Rumusan
Masalah
.............................................................................3
C. Batasan
masalah ………………...……………………… ………....3
D. Tujuan. …………………………………………………………....3
BAB
II PEMBAHASAN
E. Faktor-faktor
yang menyebabkan perubahan sosial
dan kebudayaan ………………………………..4
F. Faktor-faktor
yang mempengaruhi jalannya proses perubahan……….9
G. Proses-proses
perubahan sosial dan kebudayaan …………………...13
H. Arah
perubahan (direction of change).……………………… ………..19
I. Masalah
atau realita di lapangan…………………… ………………22
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan
…………………………………………………………...31
B. Saran
……………………………………………………………….32
DAFTAR PUSTAKA
ii
Bab
I
Pendahuluan
A. LATAR
BELAKANG
Setiap masyarakat manusia selama
hidupnya pasti mengalami perubahan – perubahan yang dapat berupa perubahan yang
tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Ada pula perubahan-perubahan yang
pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang
lambat sekali, tetapi ada juga yang berjalan dengan cepat. Perubahan-perubahan
hanya akan dapat ditemukan oleh seseorang yang sempat meneliti susunan dan
kehidupan masyarakat pada suatu waktu dan membandingkan dengan susunan dan
kehidupan masyarakat tersebut pada waktu yang lampau.seseorang yang tidak
sempat menelaah susunan dan kehidupan masyarakat desa diindonesia misalnya akan
berpendapat bahwa masyarakat tersebut statis, tidak maju dan tidak berubah.
Pernyataan demikian didasarkan pada pandangan sepintas yang tentu saja kurang
mendalam dan kurang teliti karena tidak ada suatu masyarakat pun yang berhenti
pada suatu titik tertentu sepanjang masa. Orang – orang desa sudah mengenal
perdagangan, alat-alat transpor modern, bahkan dapat mengikuti berita-berita
mengenai daerah lain melalui radio, televisi, dan sebagainya yang kesemuanya
belum dikenal sebelumnya.
Perubahan-perubahan masyarakat
dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola prilaku
organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat,
kekuasaan dan wewenang , interaksi sosial dan lain sebagainya.
Perubahan dalam masyarakat memang
telah ada sejak zaman dahulu. Namun dewasa ini perubahan-perubahan tersebut
berjalan dengan sangat cepatnya sehingga membinggungkan manusia yang
menghadapinya, yang sering berjalan secara konstan. Ia memang terikat oleh
waktu dan tempat. Akan tetapi, karena sifatnya yang berantai, perubahan
terlihat berlangsung terus, walau diselingi keadaan dimana masyarakat
mengadakan reorganisasi unsur-unsur struktur masyarakat yang terkena perubahan.
1
Perubahan sosial merupakan bagian
dari perubahan budaya. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagian, yang
meliputi kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi,
filsafat dan lainnya. Akan tetapi
perubahan tersebut tidak mempengaruhi organisasi sosial masyarakatnya.
Ruang lingkup perubahan kebudayaan lebih luas dibandingkan perubahan sosial.
Namun demikian dalam prakteknya di lapangan kedua jenis perubahan perubahan
tersebut sangat sulit untuk dipisahkan (Soekanto, 1990).
Perubahan kebudayaan bertitik tolak
dan timbul dari organisasi sosial. Pendapat tersebut dikembalikan pada
pengertian masyarakat dan kebudayaan. Masyarakat adalah sistem hubungan dalam
arti hubungan antar organisasi dan bukan hubungan antar sel. Kebudayaan
mencakup segenap cara berfikir dan bertingkah laku, yang timbul karena
interaksi yang bersifat komunikatif seperti menyampaikan buah pikiran secara
simbolik dan bukan warisan karena keturunan (Davis, 1960). Apabila diambil definisi
kebudayaan menurut Taylor dalam Soekanto (1990), kebudayaan merupakan kompleks
yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum adat istiadat
dan setiap kemampuan serta kebiasaan manusia sebagai warga masyarakat, maka
perubahan kebudayaan dalah segala perubahan yang mencakup unsur-unsur tersebut.
Soemardjan (1982), mengemukakan bahwa perubahan sosial dan perubahan kebudayaan
mempunyai aspek yang sama yaitu keduanya bersangkut paut dengan suatu cara
penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan dalam cara suatu masyarakat
memenuhi kebutuhannya.
Untuk mempelajari perubahan pada masyarakat, perlu diketahui
sebab-sebab yang melatari terjadinya perubahan itu. Apabila diteliti lebih
mendalam sebab terjadinya suatu perubahan masyarakat, mungkin karena adanya
sesuatu yang dianggap sudah tidak lagi memuaskan. Menurut Soekanto (1990),
penyebab perubahan sosial dalam suatu masyarakat dibedakan menjadi dua macam
yaitu faktor dari dalam dan luar. Faktor penyebab yang berasal dari dalam
masyarakat sendiri antara lain bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk,
penemuan baru, pertentangan dalam masyarakat, terjadinya pemberontakan atau
revolusi. Sedangkan faktor penyebab dari luar masyarakat adalah lingkungan
fisik sekitar, peperangan, pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
2
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka
permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah bagaimana perubahan
sosial dan kebudayaan itu terjadi dan dampak apa yang ditimbulkan dalam dalam
masyarakat akibat perubahan social dan kebudayaan tersebut.
- BATASAN MASALAH
Berdasarkan
rumusan masalah diatas , penulis akan membahas tentang
1.
Faktor-faktor yang menyebabkan
perubahan sosial dan kebudayaan
2.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
jalannya proses perubahan
3.
Proses-proses perubahan sosial dan
kebudayaan
4.
Arah perubahan (direction of change)
- Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui
bagaimana perubahan sosial dan kebudayaan terjadi dan dampak apa yang
ditimbulkan dalam dalam masyarakat akibat perubahan sosial dan kebudayaan
tersebut.
3
BAB
II
PEMBAHASAN
E. FAKTOR –
FAKTOR YANG MENYEBABKAN PERUBAHAN SOSIAL DAN
KEBUDAYAAN
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa mungkin ada
sumber sebab-sebab tersebut yang terletak didalam masyarakat itu sendiri dan
dan ada yang letaknya diluar. Sebab-sebab yang bersumber dalam masyarakat itu
sendiri antara lain sebagai berikut:
1.
Bertambah
atau berkurangnya penduduk
Pertambahan penduduk yang sangat cepat dipulau jawa
menyebabkan terjadinya perubahan dalam struktur masyarakat , terutama
lembaga-lembaga kemasyarakatan . misalnya, orang lantas mengenal hak milik
individual atas tanah, sewa tanah, gadai tanah, bagi hasil dan selanjutnya,
yang sebelumnya tidak dikenal.
Berkurangnya penduduk mungkin disebabkan
berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dari daerah ke daerah lain
(misalnya transmigrasi). Perpindahan penduduk mengakibatkan kekosongan,
misalnya dalam bidang pembagian kerja dan stratifikasi social, yang
mempengaruhi lembaga-lembaga kemasyarakatan. Perpindahan penduduk telah
berlangsung berates-ratus ribu tahun lamanya di dunia ini. Hal itu sejajar
dengan bertambah banyaknya manusia penduduk bumi ini. Pada
masyarakat-masyarakat yang mata pencaharian utamanya berburu, perpindahan
sering kali dilakukan, yang tergantung dari persediaan hewan-hewan buruannya.
Apabila hewan-hewan tersebut habis, mereka akan berpindah ketempat-tempat
lainnya.
2.
Penemuan-penemuan
baru
Suatu proses social dan kebudayaan yang besar,
tetapi yang terjadi dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama yang disebut
dengan inovasi atau innovation.
4
Proses tersebut meliputi suatu penemuan baru,
jalan unsur kebudayaan baru yang
tersebar ke lain-lain bagian masyarakat,dan cara-cara unsure kebudayaan baru
tadi diterima , dipelajari, dan akhirnya dipakai dalam masyarakat yang
bersangkutan.
Penemuan-penemuan baru sebagai sebab terjadinya
perubahan – perubahan dapat dibedakan dalam pengertian discovery dan invention.
Discovery adalah penemuan unsur kebudayaan yang baru
baik berupa alat , ataupun yang berupa gagasan yang diciptakan oleh seorang
individu atau serangkaian ciptaan para individu.
Discovery baru menjadi invention kalau masyarakat
sudah mengakui,menerima serta menerapkan penemuan baru itu. Sering kali proses
dari discovery sampai ke invention membutuhkan suatu rangkaian penciptaan.
Penemuan mobil misalnya dimulai dari usaha seorang Austria yaitu: S. marcus
(1875) yang membuat motor gas yang pertama. Sebetulnya system motor gas
tersebut juga merupakan suatu hasil dari rangkaian ide yang telah dikembangkan
sebelum marcus . sungguhpun demikian , marcus lah yang telah membulatkan
penemuan tersebut, dan yang untuk pertama kali menghubungkan motor gas dengan
sebuah kereta sehingga dapat berjalan tanpa ditarik seekor kuda . itulah
saatnya mobil menjadi suatu discovery.
Jadi 30 tahun kemudian sesudah suatu rangkaian
sumbangan dari sekian banyak pencipta lain yang menambah perbaikan mobil
tersebut, barulah sebuah mobil dapat mencapai suatu bentuk sehingga dapat
dipakai sebagai alat pengangkutan oleh manusia dengan cukup praktis dan aman.
Bentuk mobil yang semacam itu yang mendapat paten di amerika serikat (1911)
dapat disebut sebagai permulaan dari kendaraan mobil yang pada sekarang menjadi
salah satu alat yang amat penting dalam kehidupan masyarakat manusia. Dengan
tercapainya bentuk tersebut , kendaraan mobil menjadi suatu invention.
Pengaruh suatu penemuan baru tidak hanya terbatas
pada suatu bidang tertentu saja , tetapi ia sering kali meluas ke bidang –
bidang lainnya, misalnya penemuan radio menyebabkan perubahan dalam lembaga
kemasyarakatan seperti pendidikan , agama, pemerintahan, rekreasi dan seterusnya.
5
Disamping penemuan – penemuan baru dibidang
unsure-unsur kebudayaan jasmaniah, terdapat pula penemuan-penemuan baru
dibidang unsure-unsur kebudayaan
rohaniah. Misalnya, ideology baru, aliran-aliran kepercayaan baru, system hokum
yang baru.
3.
Pertentangan
(conflict) masyarakat
Pertentangan masyarakat mungkin pula menjadi sebab
terjadinya perubahan social dan kebudayaan . pertentangan – pertentangan
mungkin terjadi antara individu dengan kelompok atau perantara kelompok dengan
kelompok .
Umumnya masyarakat tradisional di Indonesia bersifat
kolektif. Segala kegiatan didasarkan pada kepentingan masyarakat.kepentingan
individu walaupun diakui , tetapi mempunyai fungsi social. Tidak jarang timbul
pertentangan antara kepentingan individu dengan kepentingan kelompoknya , yang
dalam hal-hal tertentu dapat menimbulkan perubahan-perubahan.
Contoh perubahan yang disebabkan konflik:
Pada masyarakat batak dengan system kekeluargaan
patrilineal murni, terdapat adat istiadat bahwa apabila suami meninggal,
keturunannya berada dibawah kekuasaan keluarga almarhum. Dengan terjadinya
proses individualisasi terutama pada orang-orang batak yang pergi merantau,
kemudian terjadi penyimpangan. Anak-anak tetap tinggal pada ibunya, walaupun
hubungan antara si ibu dengan keluarga almarhum suaminya telah putus karena
meninggalnya suami. Keadaan tersebut membawa perubahan besar pada keluarga
batih dan juga pada kedudukan wanita yang selama ini dianggap tidak mempunyai
hak apa-apa apabila dibandingkan dengan laki-laki.
Pertentangan antar kelompok mungkin terjadi antara
generasi tua dengan generasi muda.pertentangan demikian itu kerap kali terjadi
, apalagi pada masyarakat yang sedang berkembang dari tahap tradisional ketahap
modern. Generasi muda yang belum terbentuk kepribadiannya lebih mudah menerima
unsure-unsur kebudayaan asing (misalnya kebudayaan barat) yang dalam beberapa
hal mempunyai taraf yang lebih tinggi.
6
Keadaan
demikian menimbulkan perubahan tertentu dalam masyarakat misalnya: pergaulan
yang lebih bebas antara wanita dan pria atau kedudukan mereka yang kian
sederajat di dalam masyarakat dan lain-lainnya.
4.
Terjadinya
pemberontan atau revolusi
Terjadinya pemberontakan atau
revolusi sehingga mampu menyulut terjadinya perubahan-perubahan besar.
Misalnya, Revolusi Rusia (Oktober 1917) yang mampu menggulingkan pemerintahan
kekaisaran dan mengubahnya menjadi sistem diktator proletariat yang dilandaskan
pada doktrin Marxis. Revolusi tersebut menyebabkan perubahan yang mendasar,
baik dari tatanan negara hingga tatanan dalam keluarga.
Suatu
perubahan social dan kebudayaan dapat pula bersumber pada sebab-sebab yang
berasal dari luar masyarakat itu sendiri, antara lain sebagai berikut:
1.
Sebab-sebab
yang berasal dari lingkungan alam fisik yang ada disekitar manusia
Kejadian gempa bumi, topan , banjir
besar mungkin menyebabkan masyarakat yang mendiami daerah tersebut terpaksa
harus meninggalkan tempat tinggalnya. Apabila masyarakat tersebut mendiami
tempat tinggalnya yang baru, mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan alam
yang baru tersebut. Bagi suatu masyarakat yang mula-mula hidup berburu ,
kemudian menetap disuatu daerah pertanian, perpindahan itu akan melahirkan
perubahan-perubahan dalam diri masyarakat tersebut, misalnya timbul lembaga
kemasyarakatan baru yaitu pertanian .
7
Sebab yang bersumber pada lingkungan
alam fisik kadang-kadang ditimbulkan oleh tindaka para warga masyarakat itu
sendiri. Misalnya penggunaan tanah secara sembrono tanpa memperhitungkan
kelestarian humus tanah, penebangan hutan tanpa memikirkan penanaman kembali .
2.
Peperangan
Peperangan dengan Negara lain dapat
pula menyebabkan terjadinya perubahanperubahan karena biasanya Negara yang
memang akan memaksakan kebudayaannya pada Negara yang kalah. Contohnya adalah
Negara-negara yang kalah dalam perang dunia kedua banyak sekali mengalami
perubahan dalam lembaga kemasyarakatannya. Negara-negara yang kalah dal perang
dunia kedua seperti jerman dan jepang mengalami perubahan besar dalam
masyarakat.
3.
Pengaruh
kebudayaan masyarakat lain
Apabila sebab-sebab perubahan bersumber
pada masyarakat lain, itu mungkin terjadi karena kebudayaan dari masyarakat
lain melancarkan pengaruhnya. Hubungan yang dilakukan secara fisik antara dua
masyarakat mempunyai kecendrungan untuk menimbulkan pengaruh timbal balik.
Artinya, masing-masing masyarakat yang mempengaruhi masyarakat lainnya, tetapi
juga menerima pengaruh dari masyarakat yang lain itu.
Apabila salah satu dari dua kebudayaan
yang bertemu mempunyai taraf teknologi yang lebih tinggi , maka yang terjadi
adalah proses imitasi, yaitu peniruan terhadap unsure-unsur kebudayaan lain .
Mula-mula unsur tersebut ditambahkan pada kebudayaan asli, akan tetapi, lambat
laun unsure-unsur kebudayaan aslinya diubah dan diganti oleh unsur-unsur
kebudayaan asing tersebut.
8
F. FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI JALANNYA PROSES PERUBAHAN
1. faktor yang
mendorong jalan nya proses perubahan
Di
dalam masyarakat dimana terjadi suatu proses perubahan, terdapat factor-faktor
yang mendorong jalannya perubahan yang terjadi. Factor-faktor tersebut antara
lain adalah sebagai berikut :
a) Kontak
dengan kebudayaan lain
Salah
satu proses yang menyangkut hal ini adalah diffusion. Difusi adalah proses
penyebaran unsure-unsur kebudayaan dari individu kepada individu lain, dan dari
satu masyarakat kemasyarakat lain. Dengan proses tersebut, manusia mampu
menghimpun penemuan-penemuan baru yang telah dihasilkan. Dengan terjadinya
difusi, suatu penemuan baru yang telah diterima oleh masyarakat dapat
diteruskan dan disebarkan pada masyarakat sampai umat manusia di dunia dapat
menikmati kegunaannya. Proses tersebut merupakan pendorong pertumbuhan suatu
kebudayaan dan memperkaya kebudayaan-kebudayaan masyarakat manusia.
b) System
pendidikan formal yang maju
Pendidikan
mengajarkan aneka macam kemampuan kepada individu. Pendidikan memberikan
nilai-nilai tertentu bagi manusia, terutama dalam membuka pikirannya serta
menerima hal-hal baru dan juga bagaimana cara berfikir secara ilmiah.
Pendidikan mengajarkan manusia untuk dapat berfikir secara objektif, yang akan
memberikan kemampuan untuk menilai apakah kebudayaan masyarakatnya akan dapat
memenuhi kebutuhan-kebutuhan zaman atau tidak.
c) Sikap
menghargai hasil karya seseorang dan keinginan-keinginan untuk maju
Apabila
sikap tersebut melembaga dalam masyarakat , masyarakat merupakan pendorong bagi
usaha-usaha penemuan baru . hadiah nobel misanya merupakan pendorong untuk
menciptakan hasil-hasil karya yang baru . di Indonesia juga dikenal system
penghargaan yang tertentu , walaupun masih dalam arti yang sangat terbatas dan
belum merata.
d) Toleransi
terhadap perbuatan –perbuatan yang menyimpang (deviation) , yang bukan
merupakan delik.
e) System
terbuka lapisan masyarakat (open stratification)
9
System
terbuka memungkinkan adanya gerak social vertical yang luas atau berarti
memberi kesempatan kepada para individu untuk maju atas dasar kemampuan
sendiri. Dalam keadaan demikian , seseorang mungkin akan mengadakan
identifikasi dengan warga-warga yang mempunyai status lebih tinggi.
Identifikasi merupakan yang sedemikian rupa sehingga seseorang merasa
berkedudukan sama dengan orang atau golongan lain yang dianggap lebih tinggi
dengan harapan agar diperlakukan sama dengan golongan tersebut. Identifikasi
terjadi didalam hubungan superordinasi-subordinasi . pada golongan yang
berkedudukan lebih rendah, sering kali terdapat perasaan tidak puas terhadap
kedudukan social sendiri. Keadaan tersebut dalam sosiologi disebut
status-anxienty. Status-anxienty menyebabkan seseorang berusaha untuk menaikkan
kedudukan sosialnya.
f) Penduduk
yang heterogen
Pada
masyarakat yang terdiri dari kelompok-kelompok social yang mempunyai latar
belakang kebudayaan ras ideology yang berbeda dan seterusnya, mudah terjadinya
pertentangan-pertentangan yang mengundang kegoncangan-kegoncangan . keadaan
demikian menjadi pendorong bagi terjadinya perubahan-perubahan dalam
masyarakat.
g) Ketidak
puasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu
Ketidak
puasan yang berlangsung terlalu lama dalam sebuah masyarakat berkemungkinan
besar akan mendatangkan revolusi.
h) Orientasi
kemasa depan
Pemikiran yang selalu berorientasi
ke masa depan akan membuat masyarakat selalu berpikir maju dan mendorong
terciptanya penemuan-penemuan baru yang disesuaikan dengan perkembangan dan
tuntutan zaman.
i)
Nilai bahwa manusia
harus senantiasa berikhtiar untuk memperbaiki hidupnya
Ikhtiar harus selalu dilakukan manusia
dalam upaya memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas dengan menggunakan sumber
daya yang terbatas.
10
2. factor-faktor yang menghalangi terjadinya
perubahan
a. Kurangnya
Hubungan dengan Masyarakat Lain
Kehidupan terasing menyebabkan suatu
masyarakat tidak mengetahui perkembangan-perkembangan yang telah terjadi. Hal
ini menyebabkan pola-pola pemikiran dan kehidupan masyarakat menjadi statis.
b .
Terlambatnya Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Kondisi ini dapat dikarenakan
kehidupan masyarakat yang terasing dan tertutup, contohnya masyarakat
pedalaman. Tapi mungkin juga karena masyarakat itu lama berada di bawah
pengaruh masyarakat lain (terjajah).
c . Sikap
Masyarakat yang Masih Sangat Tradisional
Sikap yang mengagung-agungkan
tradisi dan masa lampau dapat membuat terlena dan sulit menerima kemajuan dan
perubahan zaman. Lebih parah lagi jika masyarakat yang bersangkutan didominasi
oleh golongan konservatif (kolot).
d . Rasa
Takut Terjadinya Kegoyahan pada Integritas Kebudayaan
Integrasi kebudayaan seringkali
berjalan tidak sempurna, kondisi seperti ini dikhawatirkan akan menggoyahkan
pola kehidupan atau kebudayaan yang telah ada.
11
Beberapa golongan masyarakat berupaya
menghindari risiko ini dan tetap mempertahankan diri pada pola kehidupan atau
kebudayaan yang telah ada.
e . Adanya
Kepentingan-Kepentingan yang Telah Tertanam dengan Kuat ( Vested Interest
Interest)
Organisasi sosial yang mengenal
sistem lapisan strata akan menghambat terjadinya perubahan. Golongan masyarakat
yang mempunyai kedudukan lebih tinggi tentunya akan mempertahankan statusnya
tersebut. Kondisi inilah yang menyebabkan terhambatnya proses perubahan.
f . Adanya
Sikap Tertutup dan Prasangka Terhadap Hal Baru (Asing)
Sikap yang demikian banyak dijumpai
dalam masyarakat yang pernah dijajah oleh bangsa lain, misalnya oleh bangsa
Barat. Mereka mencurigai semua hal yang berasal dari Barat karena belum bisa
melupakan pengalaman pahit selama masa penjajahan, sehingga mereka cenderung
menutup diri dari pengaruh-pengaruh asing.
g .
Hambatan-Hambatan yang Bersifat Ideologis
Setiap usaha perubahan pada
unsur-unsur kebudayaan rohaniah, biasanya diartikan sebagai usaha yang
berlawanan dengan ideology masyarakat yang sudah menjadi dasar integrasi
masyarakat tersebut.
12
h. Adat
atau Kebiasaan yang Telah Mengakar
Adat atau kebiasaan merupakan
pola-pola perilaku bagi anggota masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Adakalanya adat dan kebiasaan begitu kuatnya sehingga sulit untuk diubah. Hal
ini merupakan bentuk halangan terhadap perkembangan dan perubahan kebudayaan.
Misalnya, memotong padi dengan mesin dapat mempercepat proses pemanenan, namun
karena adat dan kebiasaan masyarakat masih banyak yang menggunakan sabit atau
ani-ani, maka mesin pemotong padi tidak akan digunakan.
i . Nilai
Bahwa Hidup ini pada Hakikatnya Buruk dan Tidak Mungkin Diperbaiki
Pandangan tersebut adalah pandangan
pesimistis. Masyarakat cenderung menerima kehidupan apa adanya dengan dalih
suatu kehidupan telah diatur oleh Yang Mahakuasa. Pola pikir semacam ini tentu
saja tidak akan memacu pekembangan kehidupan manusia.
G. PROSES-PROSES PERUBAHAN SOCIAL DAN KEBUDAYAAN
1. penyesuaian masyarakat terhadap
perubahan
Keserasian atau harmoni dalam
masyarakat (social equilibrium) merupakan keadaan yang diidam-idamkan setiap
masyarakat. Keserasian masyarakat dimaksudkan sebagai suatu keadaan dimana
lembaga-lembaga kemasyarakatan yang pokok benar-benar berfungsi dan saling
mengisi dalam keadaan demikian, individu secara psikologis merasakan akan
adanya ketentraman karena tidak adanya pertentangan dalam norma-norma dan
nilai-nilai.
13
Setiap kali terjadi gangguan
terhadap keadaan keserasian, masyarakat dapat menolaknya atau mengubah susunan
lembaga-lembaga kemasyarakatannya dengan maksud menerima unsure yang baru. Akan
tetapi, kadangkala unsure baru dipaksakan maksudnya oleh suatu kekuatan.
Apabila masyarakat tidak dapat menolaknya karena unsure baru tersebut tidak
menimbulkan kegoncangan, pengaruhnya tetap ada, tetapi sifatnya dangkal dan
hanya terbatas pada bentuk luarnya. Norma-norma dan nilai-nilai social tidak
akan terpengaruh olehnya dan dapat berfungsi secara wajar.
Adakalanya unsure-unsur baru dan
lama yang bertentangan secara bersamaan mempengaruhi norma-norma dan
nilai-nilai yang kemudian berpengaruh pula pada warga masyarakat . itu berarti
adanya ganguan yang kontinu terhadap keserasian masyarakat. Keadaan tersebut
berarti bahwa ketegangan-ketegangan serta kekecewaan diantara para warga tidak
mempunyai saluran pemecahan. Apabila ketidakserasian dapat dipulihkan kembali
setelah terjadi suatu perubahan, keadaan tersebut dinamakan penyesuaian
(adjustment). Bila sebaliknya yang terjadi, maka dinamakan ketidak penyesuaian
social (maladjustment) yang mungkin mengakibatkan terjadinya anomie.
suatu perbedaan dapat diadakan antara penyesuaian
dari lembaga-lembaga kemasyarakatan dan penyesuaian dari individu yang ada
dalam masyarakat tersebut. Penyesuaian dan lembaga-lembaga kemasyarakatan
menunjuk pada keadaan, dimana masyarakat berhasil menyesuaikan lembaga-lembaga
kemasyarakatan dengan keadaan yang mengalami perubahan sosial dan kebudayaan.
Sementara itu, penyesuaian dari individu yang ada menunjuk pada usaha-usaha
individu untuk untuk menyesuaikan diri dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan
yang telah diubah atau diganti agar terhindar dari disorganisasi psikologis.
Dikenalkan kehidupan dan praktik ekonomi yang berasal dari barat menyebabkan
semakin pentingnya peranan keluarga batih sebagai lembaga produksi dan
konsumsi.
Peranan keluarga-keluarga atau masyarakat hukum adat
semakin berkurang. Kesatuan-kesatuan kekeluargaan besar atas dasar ikatan atau
kesatuan wilayah tempat tinggal terpecah menjadi kesatuan-kesatuan kecil.
14
Diminangkabau
misalnya, dimana menurut tradisi wanita mempunyai kedudukan penting karena
garis keturunan yang matrilineal, terlihat adanya suatu kecendrungan dimana
hubungan antara anggota keluarga batih lebih erat. Hubungan antara anak-anak
dengan ayahnya yang semula dianggap tidak mempunyai kekuasaan apa-apa terhadap
anak-anak sebab ayah dianggap sebagai orang luar, cenderung menguat. Pendidikan
anak-anak yang sebelumnya dilakukan oleh keluarga ibu diserahkan kepada ayah.
Individu, agar tidak mengalami tekanan-tekanan psikologis, harus menyesuaikan
diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi.
contoh lain pernah dikemukakan oleh selo soemardjan
sehubungan dengan digantinya bahasa jawa (di yogyakarta) yang mengenal sistem
pertingkatan bahasa dengan bahasa indonesia sebagai gejala yang mengikuti
perubahan dari sistem lapisan tertutup kesistem lapisan terbuka. Juga
perubaha-perubahan dibidang pemerintahan dan administrasi yang menuju kearah
demokrasi . individu berusaha mendapat pendidikan yang lebih tinggi sebagai
bekal hidup dalam suasana dmokratis , dimana kemampuan yang merupakan unsur
terpenting untuk dapat bertahan.
2. saluran – saluran
perubahan sosial dan kebudayaan
Saluran-saluran perubahan sosial dan
kebudayaan merupakan saluran-saluran yang dilalui oleh suatu proses perubahan. Umunya
saluran-saluran tersebut adalah lembaga-lembaga kemastarakatan dalam bidang
pemerintahan , ekonomi, pendidikan, agama, rekreasi, dan seterusnya. Lembaga
kemasyarakatan tersebut menjadi titik tolak, tergantung pada cultural focus masyarakat
pada suatu masa yang tertentu.
Pada tanggal 17 agustus 1945,
terjadilah proklamasi kemerdekaan indonesia , dimana pertama-tama terjadi
perubahan pada struktur pemerintahan, dari jajahan menjadi negara yang merdeka
dan berdaulat. Hal ini menjalar ke lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya.
Misalnya dalam bidang pendidikan , tidak ada lagi diskriminasi antara
golongan-golongan, sebagaimana halnya pada zaman penjajahan. Setiap orang boleh
memilih pendidikan macam apa yang disukai. Perubahan tersebut berpengaruh pada
sikap pola perilaku dan nilai-nilainmasyarakat indonesia.
15
Dengan
singkat dapatlah dikatakan bahwa saluran tersebut berfungsi agar sesuatu
perubahan dikenal, diterima, diakui serta dipergunakan oleh khalayak ramai,
atau dengan singkat, mengalami proses institutional ization (pelembagaan).
1.
Disorganisasi
(Disintegrasi) dan reoganisasi (reintegrasi)
a. Pengertian
Organisasi
merupakan artikulasi dari bagian-bagian yang merupakan suatu kesatuan
fungsional. Perlu ditegaskan bahwa tidak hanya terdapat dua kutub yang berbeda
atau berlawanan, yaitu disorganisasi dan hanya organisasi karena disorganisasi
mengenal pula bermacam-macam derajat atau tahap-tahap kelangsungan.
Disorganisasi tidak semata-mata terjadi karena pertentangan-pertentangan yang
meruncing, seperti misalnya peperangan, tetapi dapat pula disebabkan karena
kemacetan lalu lintas umpama nya. Kedua hal itu mempunyai pengaruh yang berbeda
derajatnya. Kriteria terjadinya disorganisasi antara lain terletak pada
persoalan apakah organisasi tersebut berfungsi secara semestinya atau tidak
baik. Suatu mesin tik tertentu dikatakan bekerja lebih baik karena keserasian
antar bagian didalam melaksanakan fungsinya juga bekerja lebih baik.
Masalah
lain yang sering timbul adalah disorganisasi dalam masyarakat sering kali
dihubungkan dengan moral, yaitu anggapan-anggapan tentang apa yang baik dan apa
yang buruk.
Suatu
disorganisasi atau disintegrasi mungkin dapat dirumuskan sebagai suatu proses
berpudarnya norma-norma dan nilai-nilai dalam masyarakat karena
perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan. Sementara
itu reorganisasi atau reintegrasi adalah suatu proses pembentukan norma-norma
dan nilai-nilai baru agar serasi dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang
telah mengalami perubahan. Tahap reorganisasi dilaksanakan apabila norma-norma
dan nilai-nilai yang baru telah melembaga dalam diri masyarakat.
b. Suatu
gambaran mengenai disorganisasi dan reorganisasi
Gambaran mengenai disorganisasi dan
reorganisasi dalam masyarakat pernah dilukiskan oleh william. I . thomas dan
florian znaniecki dalam karya klasikalnya yang berjudul the polish peasant in
europe and amerika.
16
Khusus tentang on disorganization and
reorganization, mereka membentangkan pengaruh dari suatu masyarakat yang
tradisional dan masyarakat yang modern terhadap jiwa para anggotanya. Watak
atau jiwa seseorang paling tidak merupakan pencerminan kebudayaan masyarakatnya
.
Thomas dan znaniecki menggambarkan
betapa para petani polandia yang pindah dari eropa ke amerika mengalami
disorganisasi karena ditempat asalnya, mereka merupakan bagian dari masyarakat
yang tradisional dan di amerika mereka berhadapan dengan masyarakat modern yang
mempunyai pola kehidupan yang berbeda. Timbullah disorganisasi, misalnya dalam keluarga
batih. Orang tua di eropa mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap
anak-anaknya , tetapi di amerika kekuasaan tadi menjadi pudar dan melemah . dan
dalam roerganisasi , timbullah norma-norma baru yang mengatur hubungan antara
orang tua dengan anak-anak.
Apabil disorganisasi terjadi dengan
sangat cepat, misalnya karena meletusnya revolusi, maka mungkin akan timbul
hal-hal yang sukar untuk dikendalikan . dengan demikian, reorganisasi tidak
dapat terjadi dengan cepat karena terlebih dahulu harus menyesuaikan diri
dengan masyarakat. Kemungkinan akan terjadi suatu keadaan di mana norma-norma
lama sudah hilang karena disorganisasi tadi, sedangkan norma-norma baru belum
terbentuk. Keadaan tersebut merupakan keadaan kritis dalam masyarakat. Pada
keadaan demikian dijumpai suatu anomie, yaitu suatu keadaan dimana tak ada
pegangan terhadap apa yang baik dan apa yang buruk sehingga anggota-anggota
masyarakat tidak mampu mengukur tindakan-tindakannya karena batas-batas tidak
ada. Anomie mungkin pula terjadi pada waktu suatu disorganisasi meningkat ke
tahap reorganisasi.
Suatu contoh adalah norma-norma
dalam lalu lintas , terutama dikota-kota besar diindonesia, umpamanya
dijakarta. Sopan santun berlalu lintas yang secara minimal menyangkut ketaatan
seseorang pengemudi atau orang yang jalan kaki, pada peratueran lalu lintas
sering dilanggar. Pada umumnya terlihat adanya suatu kecendrungan untuk
melanggar peraturan-peraturan terasebut , padahal peraturan bertujuan untuk
menjaga keselamatan masyarakat, termasuk para pengemudi dan orang-orang yang
berjalan kaki .
17
hal itu paling tidak dapat
dijadikan suatu indeks terhadap keadaan sampai dimana disorganisasi masih
berlangsung dan apakah telah ada suatu reorganisasi.
c. Ketidak
serasian perubahan-perubahan dan ketertinggalan budaya (cultural lag)
Pada masyarakat yang sedang
mengalami perubahan tidak selalu perubahan-perubahan pada unsur-unsur
masyarakat dan kebudayaan mengalami kelainan yang seimbang. Dikenalkannya
senjata api dan kuda oleh orang-orang indian di amerika serikat mengubah cara
mereka mencari makanan dan berperang. Akan tetapi, tidak demikian halnya dengan
bidang-bidang kehidupan lainnya seperti agama yang disebarkan oleh
penyiar-penyiar agama kulit putih.
Ada unsur-unsur yang dengan cepat
berubah , tetapi ada pula unsur-unsur yang sukar untuk berubah. Biasanya
unsur-unsur kebudayaan kebendaan lebih mudah berubah dari pada unsur-unsur
kebudayaan rohaniah. Apabila terdapat unsur-unsur yang tidak mempunyai hubungan
yang erat, tak ada persoalan mengenai tidak adanya keseimbangan lajunya
perubahan-perubahan. Misalnya suatu perubahan dalam cara bertani, tidak begitu
berpengaruh terhadap tarian-tarian tradisional. Akan tetapi sistem pendidikan
anak-anak mempunyai hubungan yang erat dengan dipekerjakannya tenaga-tenaga
wanita pada industri.
Suatu teori yang terkenal didalam
sosiologi mengenai perubahan dalam masyarakat adalah teori ketertinggalan
budaya (cultural lag)dari william F. ogburn. Teori tersebut mulai dengan
kenyataan bahwa pertumbuhan kebudayaan tidak selalu sama cepatnya dalam
keseluruhannya seperti diuraikan sebelumnya, tetapi ada bagian yang tumbuh
cepat, sedangkan ada bagian lain yang tumbuhnya lambat. Perbedaan antara taraf
kemajuan dari berbagai bagian dalam kebudayaan dari suatu masyarakat dinamakan
cultural lag (artinya ketertinggalan
kebudayaan). Juga suatu ketertinggalan
(lag) terjadi apabila laju perubahan dari dua unsur masyarakat atau
kebudayaan (mungkin juga lebih) yang mempunyai korelasi, tidak sebanding
sehingga unsur yang satu tertinggal oleh unsur lainnya.
Pengertian ketertinggalan dapat
digunakan paling sedikit dalam dua arti, yaitu, pertama sebagai jangka waktu
antara terjadi dan diterimanya penemuan baru.
18
Misalnya pemerintah amerika serikat
dalam suatu brosur mengetengahkan mengenai ketertinggalan antara penemuan baru
dengan penggunaan penemuan pengetahuan tentang pengobatan yang antara lain
berisi bahwa setiap tahun 40.000 orang mati karena sakit kangker, yang
sebenarnya dapat dicegah , dan demikian pula dengan orang-orang yang mati
karena sakit jantung dan sebagainya.
Arti kedua dipakai untuk menunjuk
pada tertinggalanya suatu unsur tertentu terhadap unsur lainnya yang erat
hubungannya, misalnya penduduk di kota-kota besar dan banyaknya petugas-petugas
keamanan yang diperlukan. Agar terjadi suatu keserasian , salah satu unsur
tersebut harus diubah, yaitu yang terlambat dipercepat perkembangannya, atau
yang terlalu cepat diperlambat perkembangannya. Pilihan tergantung dari
kemungkinan-kemungkinan. Misalnya dalam hubungan antara bertambahnya penduduk
dikota-kota besar dengan jumlah petugas-petugas keamanan, kiranya kecil
kemungkinannya untuk mengurangi penduduk misalnya dengan jalan mengusir
penduduk dari kota tersebut.
Sehubungan dengan itu timbul
kesadaran akan harga diri orang-orang lain sehingga dia menaruh keseganan
terhadap mereka. Kemudian , dia lebih percaya pada ilmu pengetahuan dan
teknologi, walaupun dengan cara sederhana sekalipun. Hal itu menimbulkan
keyakinan kepada nya bahwa penghargaan sebagai balas jasa diberikan kepada
mereka yang betul-betul telah berjasa dan tidak atas dasar kekayaan atau
kekuasaan yang dimilikinya. Itu semuanya terutama dapat dicapai dengan
pendidikan supaya orang dapat berfikir secara ilmiah. Cara berfikir secara
ilmiah harus melembaga dalam diri manusia , terutama pada masyarakat-masyarakat
yang sedang berkembang agar terhindar dari terjadinya ketertinggalan budaya.
H. ARAH PERUBAHAN
(DIRECTION OF CHANGE)
Apabila seseorang mempelajari
perubahan masyarakat , perlu pula diketahui ke arah mana perubahan dalam
masyarakat itu bergerak . hal yang jelas adalah perubahan bergerak meninggalkan
faktor yang diubah . akan tetapi, setelah meninggalkan faktor itu, mungkin
perubahan itu bergerak kepada sesuatu bentuk yang sama sekali baru, mungkin
pula bergerak ke arah suatu bentuk yang sudah ada di dalam waktu yang lampau.
19
Usaha-usaha masyarakat indonesia yang bergerak ke
arah modernisasi dalam pemerintahan, angkatan bersenjata, pendidikan dan
industrialisasi yang disertai dengan usaha untuk menemukan kembali kepribadian
indonesia merupakan contoh kedua arah yang berlangsung pada waktu yang sama
dalam masyarakat kita.
·
Perilaku Masyarakat sebagai Akibat
Adanya Perubahan Sosial Budaya
Perubahan sosial budaya akan mengubah
adat, kebiasaan, cara pandang, bahkan ideologi suatu masyarakat. Telah
dijelaskan di depan bahwa perubahan sosial budaya dapat mengarah pada hal-hal
positif (kemajuan) dan hal-hal negatif (kemunduran). Hal ini tentu saja
memengaruhi pola dan perilaku masyarakatnya. Berikut ini hal-hal positif atau
bentuk kemajuan akibat adanya perubahan sosial budaya.
a. Memunculkan ide-ide budaya baru yang
sesuai dengan perkembangan zaman.
b. Membentuk pola pikir masyarakat yang
lebih ilmiah dan rasional.
c. Terciptanya penemuan-penemuan baru
yang dapat membantu aktivitas manusia.
d. Munculnya tatanan kehidupan
masyarakat baru yang lebih modern dan ideal.
Berikut
ini hal-hal negatif atau bentuk ke-munduran akibat adanya perubahan sosial
budaya.
a. Tergesernya bentuk-bentuk budaya
nasional oleh budaya asing yang terkadang tidak sesuai dengan kaidah
budaya-budaya nasional.
b. Adanya beberapa kelompok masyarakat
yang mengalami ketertinggalan kemajuan budaya dan kemajuan zaman, baik dari
sisi pola pikir ataupun dari sisi pola kehidupannya (cultural lag atau
kesenjangan budaya).
c. Munculnya bentuk-bentuk penyimpangan
sosial baru yang makin kompleks.
20
d. Lunturnya kaidah-kaidah atau norma
budaya lama, misalnya lunturnya kesadaran bergotong-royong di dalam kehidupan
masyarakat kota.
·
Sikap Kritis terhadap Pengaruh
Perubahan Sosial dan Budaya
Apapun bentuk perubahan sosial
budaya akan menghasilkan suatu bentuk, pola, dan kondisi kehidupan masyarakat
yang baru. Kalian sebagai pelajar tentu harus bisa menentukan sikap terhadap
dampak perubahan sosial budaya yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.
Sikap apriori yang berlebihan tentu saja tidak perlu kalian kedepankan,
mengingat sikap tersebut merupakan salah satu penyebab terhambatnya proses
perubahan sosial budaya yang berujung pada terhambatnya proses perkembangan
masyarakat dan modernisasi. Demikian juga dengan sikap menerima setiap
perubahan tanpa terkecuali. Sikap tersebut cenderung akan membuat kita meniru
(imitasi) terhadap setiap perubahan sosial budaya yang terjadi, meskipun perubahan
tersebut mengarah pada perubahan yang bersifat negatif. Kalian diharapkan mampu
memiliki dan mengembangkan sikap kritis terhadap proses perubahan sosial budaya
yang terjadi di masyarakat. Perubahan sosial budaya yang bersifat positif dapat
kita terima untuk memperkaya khazanah kebudayaan bangsa kita, sebaliknya
perubahan sosial budaya yang bersifat negatif harus kita saring dan kita cegah
perkembangannya dalam kehidupan masyarakat kita. Dalam pelaksanaannya, kalian
harus mampu mengikuti perkembangan zaman dengan memperluas pengetahuan dan
teknologi yang semakin berkembang. Namun di sisi lain, nilai-nilai dan norma
kehidupan bangsa yang luhur harus dapat terus kalian jaga dan lestarikan.
21
I.MASALAH ATAU REALITA DILAPANGAN
Perubahan social dan kebudayaan yang berdampak pada tata cara
berpakaian dan jenis makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat indonesia
Dimasa sekarang ini banyak sekali budaya-budaya kita yang mulai
menghilang sedikit demi sedikit.Hal ini sangatlah berkaitan erat dngan masuknya
budaya-budaya ke dalam budaya kita.Sebagai contoh budaya dalam tata cara
berpakaian.Dulunya dalam budaya kita sangatlah mementingkan tata cara
berpakaian yang sopan dan tertutup.Akan tetapi akaibat masuknya budaya luar
mengakibatkan budaya tersebut berubah.Sekarang berpakaian yang menbuka aurat
serasa sudah menjadi kebiasaan yang sudah melekat erat didalam masyarakat kita.
Sebagai contoh lain jenis-jenis makanan yang kita konsumsi juga
mulai terpengaruh budaya luar.Masyarakat sekarang lebih memilih makanan-makanan
yang berasal dari luar seperti KFC,steak,burger,dan lain-lain.Masyarakat
menganggap makanan-makanan tersebut higinis,modern,dan praktis.Tanpa kita
sadari makanan-makanan tersebut juga telah menjadi menu keseharian dalam
kehidupan kita.Hal ini mengakibatkan makin langkanya berbagai jenis makanan
tradisional.
Bila hal ini terus terjadi maka tak dapat dihindarkan bahwa anak
cucu kita kelak tidak tahu akan jenis-jenis makanan tradisional yang berasal
dari daerah asal mereka. Tugas utama yang harus dibenahi adalah bagaimana
mempertahankan, melestarikan, menjaga, serta mewarisi budaya lokal dengan
sebaik-baiknya agar dapat memperkokoh budaya bangsa yang akan megharumkan nama
Indonesia. Dan juga supaya budaya asli negara kita tidak diklaim oleg negara
lain.
Perubahan budaya dan arus globalisasi mengakibatkan beberapa budaya
tersingkirkan
Perubahan budaya yang terjadi di dalam masyarakat tradisional, yakni
perubahan dari masyarakat tertutup menjadi masyarakat yang lebih terbuka,
22
dari
nilai-nilai yang bersifat homogen menuju pluralisme nilai dan norma social
merupakan salah satu dampak dari adanya globalisasi. Ilmu pengetahuan dan
teknologi telah mengubah dunia secara mendasar.Komunikasi dan sarana
transportasi internasional telah menghilangkan batas-batas budaya setiap
bangsa.Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi dan
menjadi peradaban dunia sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh.
Misalnya saja khusus dalam bidang hiburan massa atau hiburan yang
bersifat masal, makna globalisasi itu sudah sedemikian terasa. Sekarang ini
setiap hari kita bisa menyimak tayangan film di tv yang bermuara dari
negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea, dll melalui stasiun
televisi di tanah air. Belum lagi siaran tv internasional yang bisa ditangkap
melalui parabola yang kini makin banyak dimiliki masyarakat Indonesia.
Sementara itu, kesenian-kesenian populer lain yang tersaji melalui kaset, vcd,
dan dvd yang berasal dari manca negara pun makin marak kehadirannya di
tengah-tengah kita. Fakta yang demikian memberikan bukti tentang betapa
negara-negara penguasa teknologi mutakhir telah berhasil memegang kendali dalam
globalisasi budaya khususnya di negara ke tiga. Peristiwa transkultural seperti
itu mau tidak mau akan berpengaruh terhadap keberadaan kesenian kita. Padahal
kesenian tradisional kita merupakan bagian dari khasanah kebudayaan nasional
yang perlu dijaga kelestariannya.
Di saat yang lain dengan teknologi informasi yang semakin canggih
seperti saat ini, kita disuguhi oleh banyak alternatif tawaran hiburan dan
informasi yang lebih beragam, yang mungkin lebih menarik jika dibandingkan
dengan kesenian tradisional kita. Dengan parabola masyarakat bisa menyaksikan
berbagai tayangan hiburan yang bersifat mendunia yang berasal dari berbagai belahan
bumi. Kondisi yang demikian mau tidak mau membuat semakin tersisihnya kesenian
tradisional Indonesia dari kehidupan masyarakat Indonesia yang sarat akan
pemaknaan dalam masyarakat Indonesia.
Misalnya saja bentuk-bentuk
ekspresi kesenian etnis Indonesia, baik yang rakyat maupun istana, selalu
berkaitan erat dengan perilaku ritual masyarakat pertanian. Dengan datangnya
perubahan sosial yang hadir sebagai akibat proses industrialisasi dan sistem
ekonomi pasar,
23
dan globalisasi
informasi, maka kesenian kita pun mulai bergeser ke arah kesenian yang
berdimensi komersial. Kesenian-kesenian yang bersifat ritual mulai tersingkir
dan kehilangan fungsinya.Sekalipun demikian, bukan berarti semua kesenian
tradisional kita lenyap begitu saja. Ada berbagai kesenian yang masih
menunjukkan eksistensinya, bahkan secara kreatif terus berkembang tanpa harus
tertindas proses modernisasi. Pesatnya laju teknologi informasi atau teknologi
komunikasi telah menjadi sarana difusi budaya yang ampuh, sekaligus juga
alternatif pilihan hiburan yang lebih beragam bagi masyarakat luas.Akibatnya
masyarakat tidak tertarik lagi menikmati berbagai seni pertunjukan tradisional
yang sebelumnya akrab dengan kehidupan mereka.Misalnya saja kesenian
tradisional wayang orang Bharata, yang terdapat di Gedung Wayang Orang Bharata
Jakarta kini tampak sepi seolah-olah tak ada pengunjungnya.
Hal ini sangat disayangkan mengingat wayang merupakan salah satu
bentuk kesenian tradisional Indonesia yang sarat dan kaya akan pesan-pesan
moral, dan merupakan salah satu agen penanaman nilai-nilai moral yang baik,
menurut saya. Contoh lainnya adalah kesenian Ludruk yang sampai pada tahun
1980-an masih berjaya di Jawa Timur sekarang ini tengah mengalami “mati suri”.
Wayang orang dan ludruk merupakan contoh kecil dari mulai terdepaknya kesenian
tradisional akibat globalisasi.Bisa jadi fenomena demikian tidak hanya dialami
oleh kesenian Jawa tradisional, melainkan juga dalam berbagai ekspresi kesenian
tradisional di berbagai tempat di Indonesia.Sekalipun demikian bukan berarti
semua kesenian tradisional mati begitu saja dengan merebaknya globalisasi.
Di sisi lain, ada beberapa seni pertunjukan yang tetap eksis tetapi
telah mengalami perubahan fungsi. Ada pula kesenian yang mampu beradaptasi dan
mentransformasikan diri dengan teknologi komunikasi yang telah menyatu dengan
kehidupan masyarakat, misalnya saja kesenian tradisional “Ketoprak” yang
dipopulerkan ke layar kaca oleh kelompok Srimulat.Kenyataan di atas menunjukkan
kesenian ketoprak sesungguhnya memiliki penggemar tersendiri, terutama ketoprak
yang disajikan dalam bentuk siaran televisi, bukan ketoprak panggung.Dari segi
bentuk pementasan atau penyajian, ketoprak termasuk kesenian tradisional yang
telah terbukti mampu beradaptasi dengan perubahan zaman. Selain ketoprak masih
ada kesenian lain yang tetap bertahan dan mampu beradaptasi dengan teknologi
mutakhir yaitu wayang kulit.
24
Beberapa dalang wayang kulit terkenal seperti Ki Manteb Sudarsono
dan Ki Anom Suroto tetap diminati masyarakat, baik itu kaset rekaman pementasannya,
maupun pertunjukan secara langsung. Keberanian stasiun televisi Indosiar yang
sejak beberapa tahun lalu menayangkan wayang kulit setiap malam minggu cukup
sebagai bukti akan besarnya minat masyarakat terhadap salah satu khasanah
kebudayaan nasional kita. Bahkan Museum Nasional pun tetap mempertahankan
eksistensi dari kesenian tradisonal seperti wayang kulit dengan mengadakan
pagelaran wayang kulit tiap beberapa bulan sekali dan pagelaran musik gamelan
tiap satu minggu atau satu bulan sekali yang diadakan di aula Kertarajasa,
Museum Nasional.
MASYARAKAT YANG MASIH MEMAKAI PAKAIAN MENURUT KAIDAH YANG BERLAKU
MASYARAKAT YANG
MENGGUNAKAN PAKAIAN YANG SUDAH TIDAK MENURUT KAIDAH
25
JENIS-JENIS MAKANAN YANG KITA KONSUMSI KARENA
TERPENGARUH BUDAYA LUAR
26
27
MAKANAN KHAS INDONESIA YANG HARUS DILESTARIKAN
28
Peran mahasiswa dalam kebudayaan
Kita sebagai seorang mahasiswa yang aktif dan kreatif tentunya tidak
ingin kebudayaan kita menjadi pudar bahkan lenyap karena pengaruh dari
budaya-budaya luar.Mahasiswa memiliki kedudukan dan peranan penting dalam
pelestarian seni dan budaya daerah.Hal ini didasari oleh asumsi bahwa mahasiswa
merupakan anak bangsa yang menjadi penerus kelangsungan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia.Sebagai intelektual muda yang
kelak menjadi pemimpin-pemimpin bangsa, pada mereka harus bersemayam suatu
kesadaran kultural sehingga keberlanjutan negara bangsa Indonesia dapat
dipertahankan.
29
Pembentukan kesadaran kultural mahasiswa antara lain dapat dilakukan
dengan pengoptimalan peran mereka dalam pelestarian seni dan budaya daerah.
Optimalisasi peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya
daerah dapat dilakukan melalui dua jalur, yaitu intrakurikuler dan
ekstrakulikuler.Jalur Intrakurikuler dilakukan dengan menjadikan seni dan
budaya daerah sebagai substansi mata kuliah; sedangkan jalur ekstrakurikuler
dapat dilakukan melalui pemanfaatan unit kegiatan mahasiswa (UKM) kesenian dan
keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan-kegiatan seni dan budaya yang
diselenggarakan oleh berbagai pihak untuk pelestarian seni dan budaya daerah.
30
Bab III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Faktor – faktor yang menyebabkan
perubahan sosial dan kebudayaan adalah:
·
Sebab yang bersumber dalam masyarakat itu sendiri
ü Bertambah atau berkurangnya penduduk
ü Penemuan-penemuan baru
ü Pertentangan-pertentangan dalam
masyarakat
ü Terjadinya pemberontakan atau
revolusi di dalam tubuh masyarakat itu sendiri
·
Sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat
ü Sebab-sebab yang berasal dari
lingkungan fisik ang ada disekitar manusia
ü Peperangan dengan negara lain
ü Pengaruh kebudayaan masyarakat lain
Faktor-faktor yang mempengaruhi
jalannya proses perubahan
·
Faktor-faktor yang mendorong jalannya proses perubahan
ü Kontak dengan kebudayaan lain
ü Sistem pendidikan yang maju
ü Sikap menghargai hasil karya
seseorang dan keinginan-keinginan untuk maju
ü Toleransi terhadap
perbuatan-perbuatan menyimpang
ü Sistem lapisan masyarakat yang
terbuka
ü Penduduk yang heterogen
ü Ketidakpuasan masyarakat terhadap
bidang-bidang kehidupan tertentu
ü Orientasi ke muka
ü Nilai meningkatkan taraf hidup
·
Faktor-faktor yang menghambat terjadinya perubahan
ü Kurangnya hubungan dengan
masyarakat-masyarakat lain
ü Perkembangan ilmu pengetahuan yang
terlambat
31
ü Sikap masyarakat yang
tradisionalistis
ü Adanya kepentingan-kepentingan yang
telah tertanam dengan kuat atau vested interest
ü Rasa takut akan terjadinya kegoyahan
pada integrasi kebudayaan
ü Prasangka terhadap hal-hal yang baru
/ asing
ü Hambatan ideologis
ü Kebiasaan
ü Nilai pasrah
Proses-proses perubahan sosial dan
kebudayaan
ü Penyesuaian masyarakat terhadap
perubahan
ü Saluran-saluran perubahan sosial dan
kebudayaan
ü Disorganisasi (disintegrasi) dan
reorganisasi (reintegrasi)
Perubahan bergerak meninggalkan faktor yang diubah .
akan tetapi, setelah meninggalkan faktor itu, mungkin perubahan itu bergerak
kepada sesuatu bentuk yang sama sekali baru, mungkin pula bergerak ke arah
suatu bentuk yang sudah ada di dalam waktu yang lampau.
Dimasa sekarang ini banyak sekali budaya-budaya kita
yang mulai menghilang sedikit demi sedikit.Hal ini sangatlah berkaitan erat
dngan masuknya budaya-budaya ke dalam budaya kita. Kita sebagai seorang
mahasiswa yang aktif dan kreatif tentunya tidak ingin kebudayaan kita menjadi
pudar bahkan lenyap karena pengaruh dari budaya-budaya luar.Mahasiswa memiliki
kedudukan dan peranan penting dalam pelestarian seni dan budaya daerah
B. SARAN
Perubahan sosial dan kebudayaan dalam masyarakat
tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu, olehnya itu kita sebagai bagian dari
kelompok sosial harus berusaha mengendalikan perubahan itu ke arah yang positif
agar budaya yang terbentuk dari perubahan sosial dapat memberikan manfaat bagi
kelangsungan hidup manusia yang makmur dan damai
32
DAFTAR PUSTAKA
Soekanto, soerjono. 2009. Sosiologi suatu pengantar. Jakarta. Pt
Rajawali pers.
Syani,
Abdul. 1994 .Sosiologi Skematika, Teori,
dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara
D.F.Swift. 1998. Sosiologi pendidikan perspektif pendahuluan
yang analitis. Jakarta. PT bharta
niaga media
Gumgum
Gumilar, 2001. Teori Perubahan Sosial. Unikom. Yogyakarta.
Soekmono, R.tt. 1988. Kebudayaan
Indonesia Pengantar Sejarah. Jakarta:Kanisius
http://jibis.pnri.go.id/informasi-rujukan/indeks-makalah/thn/2007/bln/03/tgl/29/id/1002
Tidak ada komentar:
Posting Komentar